dc.description.abstract | Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen Medan di Desa Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan. Tempat penelitian pada ketinggian sekitar 33 meter di atas permukaan air laut dengan kemasaman (pH) tanah 5,5-6,5, jenis tanah ultisol dan tekstur tanah pasir berlempung (Lumbanraja dan Harahap, 2015). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2022 sampai dengan bulan Oktober 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi mikroorganisme lokal kulit nenas plus dan dosis pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun jepang (Cucumis sativus L.).
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) yang terdiri dari dua faktor perlakuan, yaitu konsentrasi mikroorganisme lokal kulit nenas plus dan dosis pupuk kandang sapi, dengan tiga ulangan. Faktor pertama : konsentrasi mikroorganisme lokal kulit nenas plus (M) yang terdiri dari empat taraf, yaitu : M0 = 0 ml MOL/L, M1 = 50 ml MOL/L (dosis anjuran), M2 = 100 ml MOL/L dan M3 = 150 ml MOL/L. Faktor kedua : dosis pupuk kandang sapi (K) yang terdiri dari tiga taraf, yaitu : K0 = 0 kg/petak setara dengan 0 ton/ha (kontrol), K1 = 6 kg/petak setara dengan 15 ton/ha (dosis anjuran), K2 = 12 kg/petak setara dengan 30 ton/ha.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi MOL kulit nenas plus berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter penelitian, yaitu: parameter tinggi tanaman, jumlah buah per tanaman, jumlah buah per petak, jumlah bunga betina, panjang buah, diameter buah, produksi panen per petak, produksi jual per petak, produksi panen per hektar hingga produksi jual per hektar. Diduga faktor tingginya curah hujan mengakibatkan MOL yang telah diaplikasikan tercuci oleh air hujan, sehingga hanya sedikit yang tersisa dan diserap oleh tanah.
Pemberian dosis pupuk kandang sapi berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter penelitian, yaitu: parameter tinggi tanaman, jumlah buah per tanaman, jumlah buah per petak, jumlah bunga betina, panjang buah, diameter buah, produksi panen per petak, produksi jual per petak, produksi panen per hektar hingga produksi jual per hektar. Diduga akibat pupuk kandang sapi yang belum terdekomposisi dengan sempurna sehingga bahan organik yang terkandung pada pupuk kandang sapi belum terurai secara optimal ke tanah.
Interaksi antara pemberian MOL kulit nenas plus dan pupuk kandang sapi berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter penelitian. | en_US |