PENGARUH PENGGUNAAN KOMBINASI TANAH TIMBUN DAN SIRTU PADA LANDASAN PESAWAT DENGAN KEMAMPUAN PERKERASAN PCN 50 (Studi Kasus: Bandar Udara Binaka Gunung-Sitoli)
Abstract
Ditinjau dari segi keamanan dan kenyamanan bandar udara sebaiknya dibangun di lokasi yang jauh dari permukiman di perkotaan sehingga bebas dari berbagai gangguan dan dapat meminimalisir resiko kecelakaan. Bandar Udara Binaka Gunungsitoli – Nias berlokasi dekat daerah pantai tentu nilai daya dukung tanahnya tergolong rendah yaitu CBR 6%. Oleh karena itu daya dukung subgrade akan berpengaruh terhadap tebal lapisan dan volume dalam mendesain lapisan perkerasan. Pilihan yang realtif ekonomis untuk meningkatkan daya dukung tanah adalah dengan mengganti tanah dangan material yang lebih baik. Untuk itu Tugas Akhir ini akan menganalisis pengaruh peningkatan nilai CBR tanah timbun pilihan terhadap lapisan perkerasan landasan pacu dengan PCN 50. Metode perhitungan tebal perkerasan menggunakan metode FAA dan nilai variasi CBR Subgrade yang digunakan adalah 10%, 12%, 15% dan 20%. Setelah penentuan tebal perkerasan maka langkah selanjutnya menghitung biaya perencanaan dari masing-masing nilai CBR dengan tujuan mencari desain yang paling optimum dari segi harga.
Adapaun hasil perhitungan yang diperoleh untuk CBR 10% didapat tebal 150 cm dan harga satuan perencanaan Rp 669.000,00, CBR 12% didapat tebal 134 cm dengan harga satuan perencanaan Rp 609.000,00, CBR 15% tebal yang didapat 124 cm dengan harga satuan perencanaan sebesar Rp 573.000,00 dan terakhir dengan nilai CBR 20% tebal yang didapat 113 cm dan harga satuan perencanaan sebesar Rp 528.000,00. Dari beberapa variasi peningkatan nilai CBR Subgrade, CBR 20% adalah desain yang paling optimum dari segi harga karna memiliki ketebalan yang lebih kecil dari yang lain. Untuk itu diharapkan pada pihak perencana landasan pacu dapat memperhatikan perbaikan daya dukung tanah timbun agar mendapatkan desain yang optimum.
Collections
- Sipil [285]