dc.description.abstract | Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kesiapan menikah pada dewasa awal Kristen di desa Paniaran. Metode penelitian yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Unit analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah dewasa awal yang memiliki rentang usia 18 sampai 40 tahun, yang masih lajang atau belum menikah. Analisis kualitatif ialah metode penelitian yang mempunyai fokus kompleks dan bersifat respondentif serta menyeluruh. Analisis data ialah proses mengatur aturan data, mengelompokkannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dalam bentuk dasar. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilaksanakan yakni observasi dan wawancara sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan sesudah selesai di lapangan. Bersumber hasil penelitian dan analisis tentang kesiapan menikah pada lajang dewasa awal, Berdasarkan hasil penelitian dan informasi yang diperoleh, peneliti dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut kesiapan menikah Subjek I dan Subjek II menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam berbagai aspek. Subjek I masih menghadapi banyak tantangan, terutama dalam hal kesiapan emosional dan finansial. Ia cenderung terjebak dalam kebiasaan buruk yang mempengaruhi kemampuannya untuk mengelola waktu dan keuangan dengan baik, serta memiliki pandangan yang lebih tradisional tentang peran dalam pernikahan. Hal ini membuatnya kurang siap untuk menjalani kehidupan pernikahan yang stabil dan bertanggung jawab.Sebaliknya, Subjek II menunjukkan kesiapan yang lebih baik dalam berbagai aspek. Ia memiliki pemahaman yang lebih realistis tentang peran suami dan istri, serta mampu mengelola emosinya dengan baik. Kesiapan finansialnya juga lebih matang, dengan rencana yang jelas untuk menabung dan mengelola pengeluaran. Selain itu, Subjek II lebih terampil dalam mengatur waktu, sehingga dapat menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dengan demikian, Subjek II tampak lebih siap untuk memasuki kehidupan pernikahan dibandingkan Subjek I, yang masih perlu banyak perbaikan dalam berbagai aspek kesiapan. | en_US |