dc.description.abstract | Latar Belakang: Proses metabolisme yang terganggu mengakibatkan timbulnya gejala-gejala metabolik seperti obesitas, peningkatan tekanan darah, penurunan toleransi glukosa, resistensi insulin dan peningkatan kolesterol. Kumpulan gejala ini menggambarkan faktor risiko metabolik yang berhubungan dengan penyakit tidak menular seperti diabetes melitus tipe 2 dan penyakit kardiovaskuler. Deteksi dini sindroma metabolik pada remaja penting untuk mencegah komorbiditas di kemudian hari.
Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor risiko sindrom metabolik pada siswa- siswi di SMA Advent Medan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross- sectional. Instrument yang digunakan dalam bentuk kuesioner yang dibagikan kepada responden yang terdiri atas lembar data pribadi dan kuesioner karakteristik. Sampel pada penelitian ini adalah siswa/i SMA Advent Medan T.A 2023/2024 berjumlah 104 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode random sampling.
Hasil: Pada penelitian ini, riwayat penyakit keluarga yang paling banyak adalah diabetes melitus sebanyak 14 orang (13,5%). Faktor perilaku responden adalah bermain video game sebanyak 100 orang (96,2%), mengonsumsi junkfood sebanyak 3 kali seminggu sebanyak 44 orang (42,3%). Pengukuran lingkar pinggang didapati 27 orang (26%) mengalami obesitas sentral, pengukuran trigliserida didapati 10 orang (9,6%) mengalami hipertrigliserida dan 3 orang (2,9%) mengalami pre-diabetes.
Kesimpulan: Faktor risiko sindrom metabolik pada siswa/i SMA Advent berdasarkan usia, jenis kelamin adalah riwayat penyakit keluarga diabetes melitus dan hipertensi. Faktor risiko sindrom metabolik pada siswa/i SMA Advent berdasarkan perilaku yaitu sedentary lifestyle. Faktor risiko sindrom metabolik pada siswa/i SMA Advent berdasarkan tekanan darah, antropometri, kadar gula darah, high density level dan trigliserida yaitu overweight, obesitas sentral, hipertrigliserida dan pre-diabetes. | en_US |