dc.description.abstract | Latar Belakang: Mycobacterium, penyebab tuberkulosis (TB), menginfeksi sekitar 25% dari populasi penduduk dunia. Pada tahun 2022 Indonesia menyentuh
723.548 kasus. Di Sumatera Utara, khususnya di Kota Medan, terjadi peningkatan kasus TB menjadi 2.697 pada tahun 2022. Strategi untuk mengurangi kasus TB melibatkan penggunaan DOTS. Namun, ada beberapa kendala yang menyebabkan strategi ini tidak berjalan baik. Selain strategi DOTS, peran kader kesehatan menjadi penting dalam upaya pengurangan kasus TB di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui adanya hubungan kader terhadap motivasi pengobatan TB paru di Puskesmas Sentosa Baru di Kota Medan.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan penedekatan kuantitatif. Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi, dengan cara pemilihan sampel menggunakan consecutive sampling. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan di penelitian ini adalah dengan total sampling dan menggunaka instrument berupa kuesioner yang dianalisis menggunakan alat analisis.
Hasil: Sebagian besar responden berusia pra lanjut usia, berjenis kelamin laki-laki, lulusan SMA, dan masih dalam masa pengobatan pada tahap lanjutan. Meskipun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara keberadaan kader dengan motivasi pasien TB paru, namun mayoritas responden yang memiliki kader juga memiliki motivasi yang baik.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kader dengan motivasi pengobatan pasien TB paru di Puskesmas Sentosa Baru Medan. | en_US |